Selasa, 31 Maret 2009

12 Keys of Major Scale

Ketemu lagi kita dalam rubrik lesson bass. Tentu kamu semua sudah paham tentang major scale atau tangga nada mayor kan? Dalam lesson kali ini saya asumsikan kamu semua sudah mengenal major scale yang memiliki scale degree 1-1-1/2-1-1-1-1/2 itu, sehingga saya tidak akan berpanjang lebar lagi menjelaskan tentang pembentukan major scale. Lantas, berapakah jumlah seluruh tangga nada mayor di dalam teori musik? Jika kita menjumlahkan semua tangga nada mayor yaitu 7 tangga nada mayot sharp (kres) dan 7 tangga nada mayor flat (mol) ditambah dengan tangga nada C, seluruhnya ada 15. Namun ada 6 tangga nada mayor yang enharmonic sehingga bisa diringkas menjadi 12 saja, itulah yang disebut 12 keys dari major scale. Selengkapnya bisa kamu lihat berikut ini:
C - F - Bb - Eb - Ab - Db (C#) - Gb (F#) - B (Cb) - E - A - D - G. Kesemuanya berjumlah 12. Pada alat musik bass atau lainnya, posisi saat kita memainkan Db major scale sama dengan posisi C# major scale, itulah yang disebut dengan istilah enharmonic atau enharmonic equivalent. Demikian juga Gb major scale enharmonic dengan F# major scale, dan B major scale enharmonic dengan Cb major scale.
Sekarang saatnya kita berlatih memainkan ke-12 tangga nada mayor tersebut. Mengapa penting melatih 12 keys of major scale? Karena semua komposisi musik modern dan klasik menggunakan ke-12 keys ini, sehingga jika kita menguasainya niscaya semua lagu bisa kita mainkan dengan lancar. Cobalah latihan berikut ini. Salam bass!

Senin, 16 Februari 2009

Saat Memilih Bass Pertama

Sekedar berbagi pengalaman, mungkin berguna bagi anda yang pertama kali ingin membeli sebuah bass gitar. Sudah menjadi suatu kebiasaan yang umum jika kita hendak membeli sebuah barang pertama kali, bahwa yang menjadi pertimbangan awalnya adalah popularitas merk dari barang tersebut. Kebiasaan seperti ini juga kemungkinan akan terjadi saat anda ingin membeli bass gitar untuk pertama kali. Di dunia bass ada sebuah merk yang sangat terkenal yaitu Fender, tidak diragukan lagi. Kebanyakan pemain bass jika memiliki dana yang cukup untuk membeli bass pertamanya bisa dipastikan tanpa pikir panjang akan langsung memilih merek Fender, karena popularitasnya. Hal ini juga saya alami ketika ingin membeli bass gitar untuk pertama kali. Namun karena dana yang ada kurang mencukupi, saya beralih ke merk lain yang lebih terjangkau harganya namun cocok buat saya dalam hal playability. Kala itu saya kurang mempertimbangkan sound karena pengetahuan saya tentang bass masih sangat minim. Saya lebih tertarik pada segi penampilan, playability dan kepraktisan. Makanya saya ketika itu membeli bass Hohner model Steinberger (buntung tanpa head) berwarna merah, karena saya ingin sebuah bass yang praktis untuk dibawa kemana-mana menggunakan kendaraan umum. Dan kebetulan sekali sound yang dihasilkan cukup lumayan untuk sebuah bass seharga di bawah 1 juta rupiah (awal tahun 1990-an). Ketika itu bass Fender buatan U.S.A dihargai diatas 2 juta rupiah, sebagai mahasiswa saat itu sebuah barang seharga 1 juta rupiah saja sudah terasa sangat mahal. Bass Hohner ini tampil pertama kali di layar kaca dalam video klip lagu Nugie "Tertipu" pada tahun 1995, dan sangat berjasa mengantarkan awal profesi saya sebagai pemain bass profesional. Bersamaan dengan popularitas Nugie yang saat itu sangat menanjak dengan jadwal panggung yang lumayan padat, saya kemudian membeli bass Ibanez Soundgear buatan Jepang yang ketika itu berharga 1,7 juta rupiah sekitar tahun 1995. Bass Fender idaman yaitu Jazz Bass Deluxe 5 buatan U.S.A baru bisa saya miliki tahun 1997 yang saat itu harganya sekitar 2,3 juta rupiah.
Kemudian muncul pertanyaan apakah kita harus memiliki bass Fender? Sepanjang pengalaman saya menggunakan berbagai merek dan tipe bass sejak awal tahun 1990-an sampai sekarang ini, saya sampai pada kesimpulan bahwa tidak wajib hukumnya bagi pemain bass untuk memiliki merk Fender. Memang Fender sudah menjadi legenda dengan popularitas yang tidak akan pernah terkalahkan oleh merk manapun sampai kapanpun, karena Fender-lah yang pertama kali sejak tahun 1951 mempelopori pemasaran bass dengan bentuk modern seperti yang kita kenal sekarang ini. Lantas kenapa saya mengatakan tidak harus memiliki Fender? Karena teknologi terus berkembang, segala penelitian untuk semakin mengembangkan bass dalam segi sound, playability, kenyamanan, dan sebagainya terus dilakukan sampai saat ini. Hal ini berkaitan juga dengan kenyataan bahwa Leo Fender sebagai pendiri Fender sudah meninggalkan Fender sejak tahun 1970-an untuk membuat bass dengan merk MusicMan, dan mulai tahun 1980-an Leo Fender membuat bass merk G&L yang sangat terkenal karena kualitas sound dan playability-nya. Disamping merk Fender, MusicMan, dan G&L yang dibuat oleh Leo Fender, kita juga mengenal banyak merk lain dengan kualitas yang bagus bahkan lebih bagus dan mewah dalam hal material, sound maupun playability. Ada banyak merk yang terkenal karena kualitasnya seperti Modulus, Warwick, Ibanez, Ken Smith, Yamaha, Fodera, Pedulla, Spector, Lakland, Status, dan lainnya. Merk-merk tersebut tidak kalah dengan Fender, bahkan beberapa ada yang melebihi. Jadi saran saya, survey terlebih dahulu akan berbagai merk bass sebelum anda memutuskan membeli bass pertama anda. Jangan hanya terpaku pada satu merk saja. Sekarang sudah jamannya internet dimana segala informasi bisa kita peroleh. Berbagai website tentang bass atau musik pada umumnya ada banyak, selain juga rujukan dari majalah musik atau audio yang bisa kita dapatkan dengan mudah saat ini. Mencoba terlebih dahulu juga sangat disarankan. Beberapa toko musik mengijinkan kita untuk mencoba sebelum membeli. Sesuaikan dengan budget anda bass mana yang akan anda beli. Sebagai pedoman, saya mencoba memberi gambaran sebagai berikut dalam hal harga yang berlaku pada saat ini: Bass buatan U.S.A atau Eropa biasanya harganya diatas 12 juta rupiah, anda bisa memilih selain Fender ada Gibson, Warwick, G&L, Modulus, Status, Lakland, Spector, atau MusicMan. Bass buatan Jepang atau Mexico biasanya ditawarkan dengan range harga 7 juta sampai 10 jutaan, anda bisa memilih Ibanez, Yamaha, atau Fender Jepang/Mexico. Bass buatan Korea biasanya memiliki range harga 5 sampai 7 jutaan, merk yang terkenal adalah Cort, G&L Tribute, Lakland Korea, Epiphone, atau Spector Korea. Dan untuk anda yang memiliki budget 4 juta rupiah ke bawah, bisa memilih bass buatan China, Indonesia, atau Vietnam, dengan merk antara lain Squier, Cort, Yamaha, Washburn, atau Ibanez Gio.
Sekali lagi, survey itu sangat penting. Jangan menyesal kemudian karena memilih sebuah merk karena popularitasnya ternyata tidak nyaman untuk dimainkan dan tidak cocok dengan kita. Saya pernah memiliki bass Ibanez ATK buatan Korea dengan kualitas yang sangat bagus, dan saat ini saya sering menggunakan bass G&L Tribute buatan Korea karena sangat nyaman dimainkan dengan sound yang aduhai. Selamat berburu bass pertama! Salam bass selalu. (Alex Kuple).

Senin, 05 Januari 2009

Peran pemain bass

Kalau kita menyaksikan konser ataupun mendengarkan musik, apa yang pertama kali menjadi fokus anda? Di panggung, tidak dapat disangkal lagi vokalis-lah yang menjadi fokus utama. Atau mungkin sang gitaris dengan sayatan melodi membius dari gitarnya. Tidak terlalu jauh bedanya dengan saat kita mendengarkan musik baik itu via cd player ataupun mp3 player, tentu suara vokalis yang mendendangkan lagu menjadi pusat perhatian utama kita. Jika musiknya instrumental tanpa vokal seperti jazz, biasanya gitar, alat tiup ataupun piano yang memainkan melodi lagu menjadi fokus pendengaran kita. Memang seperti itulah kenyataannya bukan? Tapi coba anda bayangkan, bagaimana jika tidak ada bunyi berfrekuensi rendah yang dihasilkan oleh instrumen bass dalam sebuah komposisi musik? Jujur, masih enak nggak lagu atau musik yang kita dengar dan rasakan?
Bass sebagai bagian penting dalam sebuah komposisi musik sudah dimulai sejak awal ditemukannya musik. Dalam musik klasik, frekuensi rendah diwakili oleh Cello, Tuba, dll. Komposisi karya-karya Johann Sebastian Bach di era Baroque mewakili tonggak perkembangan pentingnya frekuensi rendah menjadi lebih melodius. Selanjutnya dalam masa modern tahun 1960-an kita mendengarkan betapa indahnya bass lines yang dimainkan oleh Paul McCartney dalam komposisi-komposisi The Beatles. Sebelumnya dimulai sejak era Swing tahun 1930-an, permainan bass dalam musik jazz sudah mengalami progresi yang cukup pesat. Bass tidak hanya mendampingi drum menjaga rhythm section, tapi bisa bernyanyi lebih bebas menyesuaikan dengan progresi chord dan alur melodi lagu utama. Sedangkan dalam musik pop dan rock, bass berfungsi menjaga groove dan kesatuan rhythm yang kuat sehingga mampu menjaga dinamika komposisi secara keseluruhan.
Dari uraian di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa peran bass adalah menjembatani antara rhythm dan progresi chord. Coba anda dengar rhythm yang dimainkan oleh pemain drum saja tanpa ada progresi chord dari pemain gitar atau keyboard. Memang bisa membuat anda bergoyang sedikit tapi tanpa keindahan komposisi yang dibangun oleh progresi chord. Sekarang bagaimana jika anda hanya mendengarkan progresi chord dari pemain gitar dan keyboard saja? Cukup mewakili lagu tapi belum mampu menggerakkan badan anda untuk bergoyang bukan? Selanjutnya coba digabung antara drum dan gitar/keyboard tanpa bass. Terasa kopong bukan? Dengan adanya bass komposisi menjadi lebih groovy, karena bass seakan menjadi lem yang menyatukan rhythm dan progresi chord. Pemain bass diharapkan mampu menjaga rhythm bersama drum sekaligus menjaga alur progresi chord menjadi lebih indah lagi. Oleh karena itulah saya mencintai dan akan terus memainkan bass. Segalanya bass! (Alex Kuple)

Jumat, 02 Januari 2009

"Back to Roots (Kembali ke akar)!"

Judul di atas mengingatkan kita semua akan akar dari musik modern saat ini. Apa sih akar dari musik modern itu? Jawabannya adalah "Blues". Kalo kamu semua belum tahu mahluk apa itu Blues, kini saatnya untuk mendalaminya. Sebelum terciptanya musik Blues pada awal tahun 1900-an, musik yang dikenal manusia adalah musik Klasik dan Tradisional. Beruntunglah Amerika Serikat yang saat itu mulai berkembang sebagai negara dengan masyarakat multietnis. Yang paling dominan adalah kulit putih dari dan kulit hitam dari Afrika. Ternyata, perpaduan putih dan hitam ini malah merubah sejarah musik. Alat-alat musik Klasik milik kulit putih digunakan oleh masyarakat kulit hitam dengan pendekatan ritmis Afrika yang mereka miliki dari tanah leluhur, sehingga melahirkan jenis musik baru yaitu Blues. Kalangan kulit hitam Afrika menambahkan unsur soul atau jiwa dalam memainkan alat-alat musik tersebut. Blues berarti sedih, kesedihan karena pada masa itu warga kulit hitam menjadi budak bagi kulit putih. Musik Blues merupakan pelampiasan kesedihan mereka yang mendalam. Kemudian musik Blues menjadi populer tidak hanya di kalangan masyarakat kulit hitam, namun juga di kalangan kulit putih. Melalui berjalannya waktu dan kemampuan serta latar belakang musik para musisi Amerika Serikat, musik Blues semakin berkembang dan melahirkan beberapa genre musik baru yang didasari oleh Blues. Musik modern seperti Rock 'n roll yang menjadi Rock dan Metal, R 'n B (Rhythm and Blues), Soul, Country, Pop, bahkan Jazz merupakan hasil pengembangan dari akar musik yaitu Blues. Jadi kalau kamu mau belajar musik modern, lebih bagus kalau kamu mempelajari dan memahami Blues terlebih dahulu.

Blues 12 Bar

Karena pada jaman terciptanya Blues para musisi kulit hitam kurang memahami teori musik Klasik, mereka justru melahirkan teori baru yaitu progresi 12 Bar Blues. Progresi kord yang ada pada 12 Bar Blues ini merombak kemapanan teori harmoni dari musik Klasik. Namun progresi baru ini terasa nyaman didengar maupun dimainkan, mungkin karena berasal dari jiwa Blues yang mereka miliki. Contoh berikut adalah progresi 12 Bar Blues yang dimainkan mulai dari nada dasar A:

4/4 | A7 . . . | A7 . . . | A7 . . . | A7 . . . |

     | D7 . . . | D7 . . . | A7 . . . | A7 . . . |

     | E7 . . . | D7 . . . | A7 . . . | E7 . . . ||

Coba kamu lihat, semuanya menggunakan kord dominan (7). Secara teori harmoni itu sangat menyalahi aturan, namun justru melahirkan teori baru yang mengagumkan karena sangat harmonis jika kita mainkan, memberi nuansa yang baru. Karena itulah Blues dinobatkan sebagai akar musik modern. (Alex Kuple)

Coba kamu latih progresi Blues tersebut dengan contoh partitur bass berikut ini:


"Pengantar Walking Bass"

Kali ini saya akan beri sedikit pengantar tentang walking bass (bass berjalan). Jangan bayangkan bass kamu jalan-jalan sendiri, serem jadinya. Maksud dari walking bass adalah nada-nada yang kamu mainkan bergerak lebih luwes, tidak hanya terpaku pada root dari chord saja. Mendengar istilah walking bass tentu kamu langsung mengasosiasikannya dengan musik jazz kan? Teeeettt… kamu salah besar. Walking bass tidak hanya dijumpai pada musik jazz, tapi juga pada semua jenis musik mulai dari pop, rock, metal, alternative, dangdut, sampai brit pop. Nggak percaya? Kalo kamu ngaku sebagai pencinta berat musik brit pop, coba dengarkan nenek moyang brit pop yaitu band The Beatles. Di banyak lagu mereka, pemain bassnya yaitu Paul McCartney banyak sekali memainkan walking bass. Paul McCartney boleh dibilang pelopor walking bass untuk musik pop, dan komposisi walking bassnya terdengar sangat melodius serta harmonis menyesuaikan dengan aransemen lagu-lagu The Beatles.

Bagaimana sih supaya bias memainkan walking bass dengan asyik? Kamu harus tahu terlebih dahulu teori music dasar seperti Chord (yang udah saya bahas edisi lalu), Scale atawa Tangga Nada, dan beat atau ritem drum. Nah, kombinasi ketiga hal inilah yang jadi dasar dari walking bass agar asyik dinikmati. Misalnya kalau kita ketemu chord C Mayor, not-not apa aja sih yang bisa kita rangkai menjadi walking bass? Kita bisa gunakan triad atau tiga nada pada chord C Mayor yaitu C-E-G, untuk scale-nya bisa kita pakai Major Scale (Ionian Scale) apabila lagu tersebut kita memiliki nada dasar 1=C. Contoh lain misalnya kita ketemu chord A minor (masih dengan asumsi lagunya bernada dasar 1=C ya), triad-nya adalah A-C-E, sedangkan scale-nya kita gunakan Aeolian Scale. Makanya pengetahuan dasar teori musik sangatlah penting untuk kamu pelajari biar nggak jadi bengong, kemaren ayam tetangga pada mati karena bengong tuh, hehehe…  Hal penting lain adalah pengenalan kamu tentang beat atau ritem drum, supaya setiap nada yang kamu mainkan beat-nya harmonis dengan pemain drum kamu. Ingat lho, pemaen bass dan pemaen drum dalam sebuah band adalah tulang punggung penjaga ritem, makanya harus selalu kompak mainnya.

Langsung aja saya kasih contoh ya, berikut ini ada 2 partitur bass dengan lagu yang sama. Partitur pertama berisi pola bass dengan beat dasar saja, sedangkan partitur kedua berisi pengembangan dari beat dasar dan progresi chord tersebut menjadi walking bass. Selamat mempelajari. Salam bass!! (Alex Kuple)

Contoh : Lagu dasar 

Lagu dengan walking bass

“Tak kenal maka tak mahir” (Mengenal Chord)

Tak kenal maka tak sayang, begitu kata pepatah yang udah terbukti deh kebenarannya. Tapi buat pemusik, pepatah itu diubah dikit jadi “Tak kenal maka tak mahir”. Penjelasannya gini nih, kita sebagai pemusik kalo nggak kenal ama alat musik yang kita mainkan dijamin kagak bakalan bisa main dengan benar, iya kan? Demikian juga kalo kita nggak kenal dengan teori-teori atau teknik-teknik bermain bass, tentu kita nggak bisa canggih kan main bassnya? Gimana mau mahir kalo dasar-dasar permainan bass aja kita nggak menguasai. Ibaratnya anak bayi langsung maunya lari atawa lompat, padahal merangkak aja belum bener. Emang bayi ajaib?

Istilah Chord

Kali ini saya mau memperkenalkan istilah chord, yang sering dalam bahasa Indonesia disebut juga grip, kord,  atau kunci. Kalian tahu kan yang disebut orang sebagai A minor, C mayor, G7, dan sebagainya. Itulah yang disebut chord. Sebenarnya secara teori musik istilah kunci kurang tepat untuk menyebut chord, karena kunci lebih sesuai untuk menyebutkan nada dasar dari sebuah tangga nada mayor (major scale). Ini akan saya jelaskan lebih lengkap nanti pada edisi-edisi berikut. Sekarang kita fokus saja pada chord. Chord merupakan gabungan dari beberapa not yang apabila dimainkan bersamaan berbunyi harmonis. Lagu-lagu modern bersyarat mutlak harus didasari oleh chord dalam aransemennya. Sehingga semua alat musik kecuali drum akan memainkan pergerakan chord yang sama dalam sebuah lagu. Misalnya ada lagu yang pergerakan (progresi) chord-nya seperti ini:

/C , , , /Aminor , , , /Dminor , , , /G , , , / dan seterusnya. Maka baik pemain gitar, bass, dan keyboard akan memainkan chrod-chord yang seragam. Kalau ada instrumen yang nyeleneh, misal dia memainkan chord Cminor padahal instrumen yang lain memainkan chord C mayor maka akan terdengar tidak harmonis alias jaka sembung nggak nyambung!

Chord Untuk Pemain Bass

Sebagai pemain bass, kita tidak akan memainkan semua not yang ada pada sebuah chord secara berbarengan, nanti akan terdengar gambreng dan gubrak.. Oleh karena itu sebagai bassist kita wajib dan kudu paham isi dari setiap chord sehingga variasi walking bass kita menjadi harmonis. Lesson ini saya asumsikan kalian semua udah belajar tentang tangga nada mayor (major scale) sebelumnya, kalo belum tanya guru masing-masing. Untuk awalnya, mari kita kenalan sama 4 chord dasar yang menjadi dasar dari beragam chord selanjutnya. (Alex Kuple)

Latihan Chord pada progresi I-VI-II-V