Senin, 18 Februari 2008

Perlukah Belajar Teori Musik?

Memperdebatkan antara perlunya belajar teori musik dan tidak sama saja dengan mempermasalahkan duluan mana antara telur dan ayam. Karena banyak contoh dalam kenyataan bahwa banyak pemusik otodidak yang sukses berat dengan tanpa mengenal teori musik sedikitpun, dan di lain pihak banyak juga pemusik yang sukses karena berbekal pengetahuan akan teori musik yang mumpuni. Anda ingin berada di pihak yang mana? Terserah pilihan anda, itu hidup anda sendiri.
Saya ingin mengingatkan sekaligus juga menekankan bahwa pilihan pertama yaitu menjadi sukses tanpa perlu belajar teori musik sangat dipengaruhi oleh faktor keberuntungan. Seberapa keraspun anda berusaha jika faktor “Luck” tidak menyertai anda, mustahil anda bisa sukses. Boleh dibilang untuk menjadi sukses sebagai pemusik tanpa belajar teori musik 99% adalah faktor “Luck”. Tidak perlu saya sebutkan contoh, cukup anda lihat sendiri pada kenyataannya. Bagaimana dengan pilihan kedua yaitu menjadi pemusik sukses dengan bekal teori musik yang mumpuni? Meski faktor keberuntungan tetap juga diperlukan, namun sangat kecil pengaruhnya terhadap kesuksesan kita nantinya. Kenapa begitu? Karena kerja keras kita dalam mempelajari teori musik pada akhirnya bukanlah pekerjaan sia-sia, suatu saat akan berbuah kesuksesan dalam berbagai bidang musik. Kemampuan kita yang terasah dengan latihan musik akan semakin lengkap jika kita berbekal teori musik juga. Di samping hanya sebagai pemain musik kita juga bisa mengamalkan ilmu musik kita dengan menjadi instruktur musik, komposer atau arranger handal, bahkan bisa menulis tentang teori musik baik di majalah ataupun dalam bentuk buku musik. Bekal teori musik sangat melapangkan kesempatan berkarya kita sebagai pemusik nantinya.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah majalah gitar dunia, Paul Gilbert (gitaris eks Mr Big dan Racer X) mengatakan bahwa bekal teori musik sangat membantu dalam perjalanan karirnya sebagai pemusik. Saat belum mengenal teori musik dia hanya bisa memainkan lick-lick gitar yang itu-itu saja sampai bosan tanpa ada peningkatan skill. Setelah belajar musik baru wawasan musiknya semakin terbuka luas sehingga dia bisa dikenal sebagai salah satu gitaris hebat dunia.
Bagaimana halnya dengan pemain bass? Ya sama saja tentunya. Sebelum menekuni teori musik, saya hanya mengandalkan kuping dan insting saja. Kedua hal itu tentu ada batasnya bukan? Kecuali jika saya mempunyai bakat atau talenta yang sangat luar biasa hebatnya. Pengenalan akan teori musik kemudian sangat membuka pikiran sekaligus hati saya dalam bermain bass. Banyak sekali hal baru yang saya temukan dengan belajar teori musik. Apakah pengetahuan akan teori musik bisa menghambat kreativitas? Pertanyaan bodoh seperti itu seringkali saya temukan dalam perjalanan karir sebagai pemain bass. Banyak pemusik yang terjebak dalam pikiran yang sempit bahwa teori musik akan membatasi hati nurani dalam berkarya. Pemusik seperti itu pada akhirnya akan merasa frustrasi saat kreativitasnya sudah habis. Saya banyak mengalami pencerahan setelah memahami teori musik, justru pengetahuan musik yang benar bisa membantu saya saat kreativitas sudah mentok pada titik jenuh. Tahukah anda bahwa Beethoven mengarang sebagian besar karyanya pada saat telinganya sudah tuli karena sakit? Musik dari dalam hatinya bisa dinikmati orang lain bahkan menjadi mahakarya karena ia menulisnya dalam bentuk notasi balok dengan bekal teori musik yang mumpuni. Coba misalnya jika dia tidak mengenal not balok dan teori musik, apakah dia pada akhirnya bisa dikenal orang sebagai pemusik hebat?
Semua pilihan ada pada anda, ingin menjadi pemusik yang seperti apa. Saya hanya sekedar memberi gambaran berbagai kemungkinan yang bisa terjadi dengan membeberkan beberapa contoh di atas. Tanpa bekal teori musik kita seolah berjalan tanpa peta, hanya meraba-raba jalan mana yang harus kita tempuh. Anda bisa saja mengatakan bahwa John Lennon, Paul McCartney atau Mick Jagger adalah para pemusik hebat tanpa bekal teori musik. Tapi kembali lagi apakah kita bisa seberbakat dan seberuntung itu serta menjadi seterkenal mereka? Kalau faktor “Luck” tidak menyertai kita sampai matipun kita akan frustrasi dan menyesali keteguhan hati kita yang keliru itu (tidak mau mempelajari teori musik). Jangan salah langkah sebelum anda memutuskan untuk terjun secara total di dunia musik.
(Alex Kuple, Bintaro 8 Februari 2008)